SMPN 18 Purworejo Gelar Pesantren Ramadan  Selama Seminggu, Bagikan Zakat dan Takjil

KEMIRI. SMPN 18 Purworejo menggelar kegiatan Pesantren Ramadan selama seminggu penuh, yakni mulai Senin hingga Sabtu (1-6/4).  Pesantren Ramadan 1445 H tahun ini bertema Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah, Berkualitas dalam Iman dan Taqwa, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan moral siswa, serta membentuk karakter yang kuat dalam menjalankan ajaran agama Islam.
Kepala SMPN 18 Nurhayati menjelaskan, Pesantren Ramadan dilaksanakan di beberapa tempat. “Yakni kelas 7 di Mushola Roudhotul Jannah, kelas 8 di Multimedia Bawah, dan kelas 9 di Multimedia Atas. Pemateri yang dihadirkan adalah dosen dari IAI-An Nawawi Purworejo, antara lain M. Nurul Fahmi  dengan materi Fiqih, Fitrohtul Khasanah materi Tarikh, dan Miftahur Rahman tentang Akidah Akhlak,” jelasnya.
Adapun rangkaian kegiatannya, lanjut Nurhayati, pada Senin hingga Rabu, (1-3/4) siswa melakukan Sholat Dhuha, melafalkan Asmaul Husna, dan Tadarus Al-Quran dari pukul 07.30 hingga 09.00. Materi Pesantren Ramadan diselenggarakan dari pukul 09.30 hingga 11.30, dengan pembagian materi yang berbeda untuk setiap kelas sesuai jadwal masing-masing. “Setiap siswa juga wajib menulis catatan atau rangkuman kajian materi yang disampaikan oleh pemateri,” tuturnya.
Pada Kamis, (4/4) kegiatan dimulai seperti hari sebelumnya, kemudian pada pukul 09.30 hingga 12.00 dilakukan penerimaan zakat fitrah. Siswa membawa beras dari rumah atau dapat membeli beras kepada panitia zakat di sekolah.
Pembukaan Pesantren Ramadan di SMPN 18 oleh kepala sekolah
Kemudian pada Jumat, (5/4), kegiatan dimulai seperti hari sebelumnya, dilanjutkan dengan penerimaan zakat fitrah. Jumlah zakat yang terkumpul, kata kepala sekolah, yakni sebanyak 680 paket masing-masing  2.7kg, serta santunan sebesar Rp 7 juta.
Pada hari Jumat juga dilaksanakan kegiatan berbagi takjil pada pukul 17.00 yang diikuti perwakilan kelas masing-masing dua siswa dan dilanjutkan buka puasa bersama guru dan siswa. Adapun takjil yang dibagikan untuk warga sebanyak 250 paket dus nasi dan minuman.
Kegiatan terakhir pada Sabtu, (6/4) yakni penutupan, dengan rangkaian yang sama seperti hari sebelumnya. “Kegiatan Pesantren Ramadan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman agama yang lebih mendalam serta membentuk karakter yang kuat dan berakhlakul karimah bagi siswa-siswi SMPN 18 Purworejo,” tandas Nurhayati.

https://drive.google.com/drive/mobile/folders/1A7qhRk2p0mRf7HpmC3x4gSWsJC7OT7E1?fbclid=PAAaaS7qGGoPacENZXxht2l_UXOB6nWbacqf8QHb5WaG3BPeTHk4Qlcclvg94

https://drive.google.com/drive/mobile/folders/1EebCC7oqFZhJ0rWbMqULzYB8Eg9JIXZ-?usp=sharing&fbclid=PAAabgMibPBl1NsCWHKHMycY0Ih21DCkSX98CLgH0r7P8L9I2jO8r10Ud0ng8

https://drive.google.com/drive/mobile/folders/19F3F0TdcbFMK5H-I-iF0sxTNS97X1cjY?usp=drive_link&fbclid=PAAabNpNZAe_mTfx93b1vaK1IHnLM58GTvP_WAS-2AnsimFRk0Uy-tLGJluNo

https://drive.google.com/drive/mobile/folders/1R6bQnvDxMDtJuJuHsJd9uNUcLwJMvfM0?usp=sharing&fbclid=PAAabqJ1TxSGQvteUGfvEJhoFvwVsKO0mxKxzHVML59BRyfYqTqJBKwQsI-R4

P5 Kebinekaan di SMP Negeri 18 Purworejo Sukses Gelar Kegiatan dengan Tema “Kebinekaan dalam Ragam Makanan Tradisional Nusantara”

https://youtu.be/9vIiPZXiVT0?si=NE2YEQSTZMGKXUj_

SMP Negeri 18 Purworejo telah sukses menggelar kegiatan P5 Kebinekaan dengan tema “Kebinekaan dalam Ragam Makanan Tradisional Nusantara”. Kegiatan berlangsung selama 6 hari,  Senin – Sabtu, 4 – 9 Maret 2024 untuk siswa fase D kelas 7 dan 8.

Hari pertama dan kedua, Senin-Selasa, 4-5 Maret 2024, Fasilitator kelas membagi siswa dalam satu kelas menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 8 siswa. Siswa terlibat dalam kegiatan literatur untuk mengenal makanan tradisional nusantara, belajar tentang beragam makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia, membuat perencanaan membuat makanan tradisional, menuliskan resep masakan dalam bentuk teks prosedur, membuat rincian anggaran, dan berdiskusi membagi tugas untuk membawa alat dan bahan masakan sesuai kebutuhan kelompoknya.

Pada hari Rabu, 6 Maret 2024, siswa melakukan kegiatan praktik memasak makanan tradisional yang sudah direncanakan sebelumnya. Mereka dibimbing oleh guru fasilitator dalam memasak makanan tradisional nusantara. Siswa terlibat langsung dalam praktik menyajikan masakan, mereka mempraktikkan cara penyajian yang benar sesuai dengan tradisi masing-masing daerah. Kegiatan praktik memasak tahap pertama ini, makanan seperti klepon, gelangan/geblek dan lotek menjadi sajian yang paling banyak dibuat, mereka juga membuat makanan lainnya seperti nagasari, bubur candil, timus, cenil, lupis, gethuk gula aren, semar mendem, putri mandi, kue lompong, combro, dadar gulung, dan lain sebagainya.

Hari berikutnya, Kamis, 7 Maret 2024, siswa melakukan perencanaan kembali untuk kegiatan perbaikan memasak tahap kedua. Siswa kembali terlibat dalam sesi pembelajaran tentang berbagai macam makanan tradisional Nusantara. Siswa belajar tentang asal-usul, bahan-bahan, cara membuat makanan tradisional, dan merencanakan bagaimana cara memperbaiki proses pembuatan makanan tradisional agar lebih baik lagi. Dalam hal ini mereka banyak memilih makanan besar seperti Sate, Soto, Seblak, Pecel Lele, Mie Ayam, Bakmi, Nasi Goreng, Masakan ayam, Kupat tahu dan lain sebagainya.

Tanggal 8 Maret 2024, siswa kembali melaksanakan kegiatan memasak dengan memperbaiki proses pembuatan makanan, mereka menerapkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk meningkatkan kualitas hasil masakan. Beragam makanan banyak tersaji mulai dari makanan tradisional maupun modern, kegiatan dilanjutkan makan bersama sebagai bentuk kebersamaan antar siswa didalam kelas. Selain membuat makanan mereka juga mendokumentasikan aktivitas P5 Kebinekaan tentang kegiatan kebersamaan mereka dalam bentuk video kreatif praktik baik.

Kegiatan P5 Kebinekaan diakhiri pada tanggal 9 Maret 2024 dengan sesi penutupan dan refleksi. Siswa berkesempatan untuk menyampaikan pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama kegiatan berlangsung.

Sebagai penutup, koordinator P5 menyampaikan inti dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya di Indonesia, khususnya dalam hal kuliner tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan antar siswa dari berbagai latar belakang sosial maupun budaya. _Mrv.ai_

Kirab Budaya (HUT ke 43 Spendelas 1980-2023)

HUT ke-43, SMPN 18 Purworejo Gelar Kirab Budaya Keliling Kemiri

https://youtu.be/oEeicOrDKok?si=0UOm2BMET8g5hXJy

KEMIRI, Hari ulang tahun ke-43 SMPN 18 Purworejo berlangsung beda dari biasanya. Kali ini berupa kirab budaya yang dipimpin langsung oleh Kepala SMPN 18, Nurhayati pada Kamis (26/10). Ratusan siswa pun mengikuti kirab mengenakan aneka kostum lengkap dengan atribut pawai seperti kembang geger mayang. Dengan menaiki kuda beserta dua wakil ketua (waka), Nurhayati berkeliling wilayah Kecamatan Kemiri.

Sebanyak 723 siswa kelas 7, 8, dan 9 beserta 50 guru dan karyawan mengikuti kirab budaya. Guru dan sebagian siswa mengenakan pakaian adat Nusantara. Lainnya, memakai pakaian seragam sekolah serta atribut ekstra kulikuler seperti olah raga pencak silat, sepak bola. Juga seragam PMR, Pramuka, dan OSIS.

Adapun rute yang dilalui kurang lebih tiga KM, dimulai dari jalan utama Pituruh Kemiri menuju jalan Desa Kerep ke arah Desa Kemiri Kidul melewati lapangan kecamatan. Kemudian menuju Desa Kemiri Lor, kembali ke sekolah melewati jalan utama Desa Kerep.

Sepanjang perjalanan, banyak warga yang menonton pawai. Bahkan kembang geger mayang pun menjadi rebutan beberapa warga yang kebetulan berada di sepanjang jalan yang dilalui peserta kirab. Kepala SMPN 18 pun dari atas kuda sesekali melambaikan tangan kepada warga masyarakat yang melintas.

Kepala SMPN 18 naik kuda memimpin kirab

Usai acara, Kepala SMPN 18 Nurhayati kepada Purworejo News menyampaikan, kirab budaya dilakukan untuk memeriahkan HUT ke-43 sekolah. “HUT SMPN 18 diperingati setiap tanggal 24 Oktober. Rangkaian acaranya sudah dimulai sejak dua hari lalu,” kata Nurhayati.

Sebelumnya, menurut Nurhayati, diadakan tumpengan tasyakuran pada hari Selasa (24/10). Kemudian lomba-lomba pembiasaan dan adiwiyata. “Lomba pembiasaan berupa menyanyi lagu Indonesia Raya dan Mars Purworejo. Sedangkan lomba Adiwiyata berupa lomba kebersihan kelas,” katanya.

Selain itu juga Lomba Bahasa, antara lain membuat poster pakai HP dan bercerita dalam Bahasa Jawa. “Besok Jumat masih ada lomba pentas seni antar kelas, berupa apa saja, termasuk tari dan senam, terserah kelas masing-masing,” imbuhnya.

Adapun puncaknya yakni qotmil Quran, hadroh, pengajian, dan santunan anak yatim yang akan diadakan pada Sabtu ( 28/10). Sebelumnya siswa akan mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda.

Masyarakat menonton kirab di tepi jalan

Lebih lanjut Nurhayati menyebutkan, semua rangkaian kegiatan tersebut diadakan sekaligus dalam rangka melaksanakan program sekolah. Yaitu Kegiatan Tengah Semester, Bulan Bahasa, PHBI, serta merayakan HUT sekolah ke-43 pada tanggal 24 Oktober.

“Ini juga untuk memperkenalkan pada masyarakat tentang berbagai kegiatan yang ada di SMP 18. Harapannya, sesuai tema yang kami usung yaitu Bersatu dalam Keragaman, Bersinergi untuk Berprestasi Bersama Kembangkan, kami warga sekolah lebih memaknai dalam kehidupan di sekolah yang beraneka ragam,” tegasnya.

Nurhayati juga mengajak warga sekolah agar tetap bersatu dan semangat dalam meraih prestasi serta senantiasa menjaga budaya bangsanya dan mengamalkan agamanya. (Dia)

Mengutip Purworejonews.com : 2 Siswa Tampil Mendalang di Pentas Wayang Kulit HUT SMPN 18 Purworejo

https://purworejonews.com/2-siswa-tampil-mendalang-di-pentas-wayang-kulit-hut-smpn-18-purworejo/

2 Siswa Tampil Mendalang di Pentas Wayang Kulit HUT SMPN 18 Purworejo

KEMIRI, Dua siswa SMPN 18 menjadi dalang pada pagelaran wayang kulit yang diadakan dalam rangka peringatan 42 tahun sekolah tersebut pada Senin (24/10). Mengambil lakon
Pandhawa Kumpul, kedua dalang cilik tersebut yakni Sukma Nirmala Jati (8F) dan Nurhayat (9A) menunjukkan kebolehannya menjadi dalang di hadapan tamu undangan dan seluruh siswa.

Selain Kadindikbud Wasit Diyono, tamu undangan lain yang hadir dalam puncak acara ulang tahun SMPN 18 antara lain Camat Kemiri Taufik Bagus Setyoko serta Ketua Dewan Kesenian Purworejo (DKP) Slamet Anom dan juga kepala SMPN 18 sebelumnya Teguh Prayitno, M.M.Pd.

Wasit Diyono mengapresiasi kegiatan pagelaran wayang kulit di SMPN 18 terutama di era digital saat ini masih menampilkan pertunjukan yang memiliki nilai adi luhung. “Yang lebih membanggakan dalangnya siswa dari sekolah ini,” kata Wasit sambil menyebut nama dua dalang tersebut.

Dikatakan Wasit bahwa tidak ada sekolah yang mendapat prioritasnya, semuanya sama. Dirinya menekankan agar guru punya semangat untuk mengembangkan satuan pendidikannya, baik di kota maupun kecamatan.

Wasit Diyono menyerahkan wayang Janoko kepada dua dalang cilik

“Saya percaya di usia 42 tahun sekolah ini sudah menciptakan generasi yang bermanfaat termasuk ada yang jadi guru, tentara, polisi dan profesi lainnya.” ujar Wasit.

Ia pun menyerahkan Wayang Janoko kepada dua dalang cilik tanda dimulainya pagelaran wayang kulit yang diasuh oleh Eyang Yasid tersebut. Tujuh sinden terdiri atas dua guru dan lima siswa lalu menghantarkan jalannya wayang kulit yang diawali dengan Tari Gambyong itu.

Adapun Kepala SMPN 18 Nurhayati, S.Pd dalam sambutannya mengggunakan berbahasa Jawa menyebutkan rangkaian kegiatan yang diadakan menyambut ulang tahun sekolah.

Kepala SMPN 18 Nurhayati saat menyampaikan sambutan berbahasa Jawa

Dimulai tanggal 17 Oktober berupa olah raga rekreasi. Tanggal 18 Oktober lomba pembiasaan yang biasa dilakukan sebelum KBM dimulai, yakni Lagu Indonesia Raya, Mars Purworejo, Salam Abita, Tepuk PPK, dan yel-yel.

Berikutnya tanggal 19 Oktober memperingati bulan bahasa kegaitannya berupa Pojok Literasi, berisi geguritan menggunakan bahasa jawa, puisi dalam bahasa Indonesia, dan menyanyi lagu berbahasa Inggris. Lalu tanggal 20 Oktober diadakan peringatan Maulid Nabi sekaligus khotmil Quran 29 siswa.

Kemudian tanggal 21 Oktober diadakan bazaar sembako dan kuliner hasil karya siswa termasuk bekerja sama dengan alumni serta dari SMK termasuk menampilkan mobil listrik milik SMK ii Kutoarjo. Puncaknya yakni hari ini berupa pagelaran wayang kulit.

Di akhir sambutannya Nurhayati membacakan puisi dalam bahasa Jawa tentang 42 tahun SMPN 18. Tak lupa seremonial potong tumpeng oleh kepala Dindikbud yang diserahkan kepada kepala SMPN 18. (Dia)