Kirab Budaya (HUT ke 43 Spendelas 1980-2023)

HUT ke-43, SMPN 18 Purworejo Gelar Kirab Budaya Keliling Kemiri

https://youtu.be/oEeicOrDKok?si=0UOm2BMET8g5hXJy

KEMIRI, Hari ulang tahun ke-43 SMPN 18 Purworejo berlangsung beda dari biasanya. Kali ini berupa kirab budaya yang dipimpin langsung oleh Kepala SMPN 18, Nurhayati pada Kamis (26/10). Ratusan siswa pun mengikuti kirab mengenakan aneka kostum lengkap dengan atribut pawai seperti kembang geger mayang. Dengan menaiki kuda beserta dua wakil ketua (waka), Nurhayati berkeliling wilayah Kecamatan Kemiri.

Sebanyak 723 siswa kelas 7, 8, dan 9 beserta 50 guru dan karyawan mengikuti kirab budaya. Guru dan sebagian siswa mengenakan pakaian adat Nusantara. Lainnya, memakai pakaian seragam sekolah serta atribut ekstra kulikuler seperti olah raga pencak silat, sepak bola. Juga seragam PMR, Pramuka, dan OSIS.

Adapun rute yang dilalui kurang lebih tiga KM, dimulai dari jalan utama Pituruh Kemiri menuju jalan Desa Kerep ke arah Desa Kemiri Kidul melewati lapangan kecamatan. Kemudian menuju Desa Kemiri Lor, kembali ke sekolah melewati jalan utama Desa Kerep.

Sepanjang perjalanan, banyak warga yang menonton pawai. Bahkan kembang geger mayang pun menjadi rebutan beberapa warga yang kebetulan berada di sepanjang jalan yang dilalui peserta kirab. Kepala SMPN 18 pun dari atas kuda sesekali melambaikan tangan kepada warga masyarakat yang melintas.

Kepala SMPN 18 naik kuda memimpin kirab

Usai acara, Kepala SMPN 18 Nurhayati kepada Purworejo News menyampaikan, kirab budaya dilakukan untuk memeriahkan HUT ke-43 sekolah. “HUT SMPN 18 diperingati setiap tanggal 24 Oktober. Rangkaian acaranya sudah dimulai sejak dua hari lalu,” kata Nurhayati.

Sebelumnya, menurut Nurhayati, diadakan tumpengan tasyakuran pada hari Selasa (24/10). Kemudian lomba-lomba pembiasaan dan adiwiyata. “Lomba pembiasaan berupa menyanyi lagu Indonesia Raya dan Mars Purworejo. Sedangkan lomba Adiwiyata berupa lomba kebersihan kelas,” katanya.

Selain itu juga Lomba Bahasa, antara lain membuat poster pakai HP dan bercerita dalam Bahasa Jawa. “Besok Jumat masih ada lomba pentas seni antar kelas, berupa apa saja, termasuk tari dan senam, terserah kelas masing-masing,” imbuhnya.

Adapun puncaknya yakni qotmil Quran, hadroh, pengajian, dan santunan anak yatim yang akan diadakan pada Sabtu ( 28/10). Sebelumnya siswa akan mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda.

Masyarakat menonton kirab di tepi jalan

Lebih lanjut Nurhayati menyebutkan, semua rangkaian kegiatan tersebut diadakan sekaligus dalam rangka melaksanakan program sekolah. Yaitu Kegiatan Tengah Semester, Bulan Bahasa, PHBI, serta merayakan HUT sekolah ke-43 pada tanggal 24 Oktober.

“Ini juga untuk memperkenalkan pada masyarakat tentang berbagai kegiatan yang ada di SMP 18. Harapannya, sesuai tema yang kami usung yaitu Bersatu dalam Keragaman, Bersinergi untuk Berprestasi Bersama Kembangkan, kami warga sekolah lebih memaknai dalam kehidupan di sekolah yang beraneka ragam,” tegasnya.

Nurhayati juga mengajak warga sekolah agar tetap bersatu dan semangat dalam meraih prestasi serta senantiasa menjaga budaya bangsanya dan mengamalkan agamanya. (Dia)

Mengutip Purworejonews.com : 2 Siswa Tampil Mendalang di Pentas Wayang Kulit HUT SMPN 18 Purworejo

https://purworejonews.com/2-siswa-tampil-mendalang-di-pentas-wayang-kulit-hut-smpn-18-purworejo/

2 Siswa Tampil Mendalang di Pentas Wayang Kulit HUT SMPN 18 Purworejo

KEMIRI, Dua siswa SMPN 18 menjadi dalang pada pagelaran wayang kulit yang diadakan dalam rangka peringatan 42 tahun sekolah tersebut pada Senin (24/10). Mengambil lakon
Pandhawa Kumpul, kedua dalang cilik tersebut yakni Sukma Nirmala Jati (8F) dan Nurhayat (9A) menunjukkan kebolehannya menjadi dalang di hadapan tamu undangan dan seluruh siswa.

Selain Kadindikbud Wasit Diyono, tamu undangan lain yang hadir dalam puncak acara ulang tahun SMPN 18 antara lain Camat Kemiri Taufik Bagus Setyoko serta Ketua Dewan Kesenian Purworejo (DKP) Slamet Anom dan juga kepala SMPN 18 sebelumnya Teguh Prayitno, M.M.Pd.

Wasit Diyono mengapresiasi kegiatan pagelaran wayang kulit di SMPN 18 terutama di era digital saat ini masih menampilkan pertunjukan yang memiliki nilai adi luhung. “Yang lebih membanggakan dalangnya siswa dari sekolah ini,” kata Wasit sambil menyebut nama dua dalang tersebut.

Dikatakan Wasit bahwa tidak ada sekolah yang mendapat prioritasnya, semuanya sama. Dirinya menekankan agar guru punya semangat untuk mengembangkan satuan pendidikannya, baik di kota maupun kecamatan.

Wasit Diyono menyerahkan wayang Janoko kepada dua dalang cilik

“Saya percaya di usia 42 tahun sekolah ini sudah menciptakan generasi yang bermanfaat termasuk ada yang jadi guru, tentara, polisi dan profesi lainnya.” ujar Wasit.

Ia pun menyerahkan Wayang Janoko kepada dua dalang cilik tanda dimulainya pagelaran wayang kulit yang diasuh oleh Eyang Yasid tersebut. Tujuh sinden terdiri atas dua guru dan lima siswa lalu menghantarkan jalannya wayang kulit yang diawali dengan Tari Gambyong itu.

Adapun Kepala SMPN 18 Nurhayati, S.Pd dalam sambutannya mengggunakan berbahasa Jawa menyebutkan rangkaian kegiatan yang diadakan menyambut ulang tahun sekolah.

Kepala SMPN 18 Nurhayati saat menyampaikan sambutan berbahasa Jawa

Dimulai tanggal 17 Oktober berupa olah raga rekreasi. Tanggal 18 Oktober lomba pembiasaan yang biasa dilakukan sebelum KBM dimulai, yakni Lagu Indonesia Raya, Mars Purworejo, Salam Abita, Tepuk PPK, dan yel-yel.

Berikutnya tanggal 19 Oktober memperingati bulan bahasa kegaitannya berupa Pojok Literasi, berisi geguritan menggunakan bahasa jawa, puisi dalam bahasa Indonesia, dan menyanyi lagu berbahasa Inggris. Lalu tanggal 20 Oktober diadakan peringatan Maulid Nabi sekaligus khotmil Quran 29 siswa.

Kemudian tanggal 21 Oktober diadakan bazaar sembako dan kuliner hasil karya siswa termasuk bekerja sama dengan alumni serta dari SMK termasuk menampilkan mobil listrik milik SMK ii Kutoarjo. Puncaknya yakni hari ini berupa pagelaran wayang kulit.

Di akhir sambutannya Nurhayati membacakan puisi dalam bahasa Jawa tentang 42 tahun SMPN 18. Tak lupa seremonial potong tumpeng oleh kepala Dindikbud yang diserahkan kepada kepala SMPN 18. (Dia)

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 DOSIS KE-2 DI SMP NEGERI 18 PURWOREJO

SELASA, 2 November 2021

Pemerintah terus berupaya mempercepat program vaksinasi covid-19 bagi seluruh masyarakat, termasuk siswa sekolah. Pada Selasa, 2 November 2021, SMP Negeri 18 Purworejo bekerja sama dengan Koramil Kemiri dan Dinas Kesehatan Puskesmas Kemiri mengadakan kegiatan vaksinasi covid-19 dosis ke-2 di gedung sekolah Grha Wiyata Siswatama. Jenis vaksin yang digunakan yaitu Sinovac. Kegiatan vaksin tersebut diadakan untuk persiapan menyambut pembelajaran tatap muka.

Kegiatan vaksinasi di SMP Negeri 18 Purworejo dibagi menjadi 3 Sesi untuk mencegah kerumunan. Pertama kelas VII dimulai pukul 07.30wib sampai 09.00wib. Berikutnya kelas VIII pukul 09.30wib sampai 10.30wib. Terakhir kelas IX pukul 11.00wib hingga 12.00 wib. Adapun syarat untuk mengikuti vaksin, siswa membawa fotocopy Kartu Keluarga dan  nomor telepon, sebelum vaksin dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan tekanan darah, siswa juga harus dalam keadaan sehat dan diimbau untuk sarapan terlebih dahulu. SMP Negeri 18 Purworejo memiliki 666 siswa. Meski demikian tidak semua siswa mengikuti vaksinasi mengingat ketentuan minimal usia siswa yang diperbolehkan mengikuti vaksinasi yakni 12 -17 tahun.

Pada pelaksanaan vaksinasi kali ini cenderung lebih kondusif dan agak berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, karena sebelum ke proses pendataran siswa diarahkan terlebih dahulu ke kelas untuk pembagian sertifikat vaksin dosis baru melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Adapun tahapan yang dilewati peserta vaksin meliputi :

  1. Siswa mengisi absensi dan koordinasi dengan guru di kelas.
  2. Pendaftaran (peserta vaksinasi akan diarahkan untuk melaksanakan cek suhu dan menyerahkan sertifikat vaksinasi tahap sebelumnya).
  3. Meja Screning (dilakukan sterilisasi dan pengecekan tekanan darah) siswa diarahkan untuk mengisi bangku kosong sembari menunggu giliran masuk ke ruang injeksi.
  4. Meja Injeksi (dilakukan injeksi vaksin).
  5. Observasi (siswa menunggu untuk observasi efek samping dan pemberian sertifikat).

Dalam kegiatan vaksinasi dosis 2 ini para siswa terlihat antusias dalam mengikuti proses vaksinasi.  “Agak takut sih, tegang juga meski sudah pernah vaksin di dosis 1 tetapi demi meningkatkan imunitas dan agar segera bisa masuk sekolah, pembelajaran seperti biasa atau satu kelas penuh” Ucap Amrinda Rusadi salah satu siswa SMP Negeri 18 Purworejo perihal perasannya sebelum dan sesudah vaksin.

Sementara itu Kepala SMP Negeri 18 Purworejo, Teguh Prayitno, S.Pd.,M.M.Pd mengatakan “semoga dengan sudah divaksinnya seluruh siswa,guru dan karyawan semua menjadi lebih aman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka serta kegiatan lainnya, dan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan vaksinasi di SMP Negeri 18 Purworejo.” Ucap beliau.

Dengan adanya program ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka bisa berjalan dengan normal dan aman. Demikian laporan kegiatan vaksinasi Covid-19 ini saya sampaikan. Terimakasih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FOTO KEGIATAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19

DI SMP NEGERI 18 PURWOREJO

              

 

 

 

 

Langka, Siswa Pentas Wayang Kulit Pada Peringatan HUT ke-41 SMPN 18 Purworejo

Oktober 23, 2021 Ahmad Nas imam BERITA

KEMIRI, Ada yang unik dengan perayaan peringatan 41 tahun SMPN 18 Purworejo. Kali ini kegiatan dirangkai dengan pagelaran wayang kulit oleh siswa sekolah tersebut, baik dalang, sinden, maupun penabuh gamelan. Acara dihelat di bangunan kebanggaan yakni Gedung Graha Wiyata Siswatama, Sabtu (23/10).

Dalang pentas wayang kulit yakni Sukma Nirmala Jati, siswa kelas 7 SMPN 18. Tujuh sinden semuanya siswa kelas 7 dan 8. Adapun 24 kru gamelan merupakan gabungan antara alumni serta siswa siswi kelas 7 dan 8. Lakon yang dipentaskan yakni Babad Alas Mertani.

Tahun lalu pun, saat peringatan lustrum 8, digelar hal serupa dengan dalang Harry Musyafa Aqila yang sekarang duduk di kelas 9. Dalam pentas wayang kali ini Harry mendampingi Sukma, duduk di belakangnya.

Dengan demikian sudah ada dua bibit dalang cilik yang berasal dari sekolah yang mulai bertumbuh menjadi sekolah unggul tersebut. Mereka didampingi oleh guru Bahasa Jawa, Bintarti, S.Pd.

Ketua Komite Akhmad Fauzi menyerahkan wayang Bratasena kepada Ki Dalang

Kedua dalang cilik itu pun sudah diasah kemampuannya dengan ikut berpartisipasi dalam pentas wayang kulit semalam suntuk yang pernah digelar di Kecamatan Kemiri.

Selama tiga jam, pentas wayang kulit digelar dan ditonton oleh guru serta separuh jumlah siswa. Sisanya menonton secara live streaming yang disediakan pihak sekolah. Hal itu agar tontonan tersebut dapat dinikmati juga oleh masyarakat luas.

Ketua Komite SMPN 18, Ahmad Fauzi, beserta anggota komite pun turut hadir untuk menyaksikan pentas wayang yang digelar siang hari itu.

Sebelum pagelaran wayang dimulai, ketua komite didampingi Kepala SMPN 18 Teguh Prayitno, M.M.Pd menyerahkan wayang Bima kepada Ki Dalang didampingi guru pendamping.

Kepala SMPN 18 Teguh Prayitno, M.M.Pd menyampaikan sambutan

Kepala SMPN 18 Teguh Prayitno, M.M.Pd menyampaikan kepada Purworejo News, dirinya bangga dan treyuh atas kreativitas siswa yang mandiri berlatih. Bersama pendamping, mereka berlatih selama dua bulan.

“Semoga kegiatan ini dapat menjadi sarana nguri-uri budaya adi luhung. Mari kita semarakkan agar Indoensia dapat lebih dikenal melalui seni budayanya,” ucap kepala sekolah.

Dirinya pun merinci aneka kegiatan yang digelar bulan ini. Yaitu LDK pada Senin lalu, jalan sehat dan lomba menghias tumpeng pada Kamis dan Jumat.

Lalu hari ini, Sabtu (23/10) berupa pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW mulai pukul 07.00 dan dilanjut dengan pagelaran wayang kulit.

Lomba jalan sehat bagi siswa

Juga masih ada rangkaian kegiatan dalam rangka Bulan Bahasa, yakni pentas seni yang akan dihelat pada Rabu mendatang. Selain itu juga santunan bagi anak yatim pada hari berikutnya.

Kegiatan tersebut menurut Teguh Prayitno, diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa di bidang kognitif dan afektif. “Tapi semuanya bermuara pada bidang edukasi,” ujarnya.

Teguh juga mengungkapkan, setahun terakhir ada beberapa prestasi yang diukir oleh siswa. Diantara pada ajang KSN, hanya SMPN 18 yang bisa ikut sampai ke tingkat provinsi. Selain itu juga pada ajang MAPSI berhasil membawa pulang empat piala.

“Ini menandakan bahwa semangat dan dedikasi semuanya bermanfaat dan bekerja,” kata Teguh Prayitno mantap.

Lomba membuat tumpeng

Lakon Babad Alas Mertani menceritakan tentang riwayat berdirinya negara Amarta, sebagai kelanjutan dari terbakarnya Bale Sigala-gala. Pandawa melalui Bratasena alias Bima menuntut dikembalikannya negara Astina dari Prabu Destarasta kepada Pandawa.

Tapi Prabu Destarasta tidak mengabulkan tuntutan Pandawa, dan hanya menyerahkan alas Mertani. Bratasena pun menerima dan mulailah keluarga Pandawa babad alas hingga menjadi negaranya Amarta.

Seperti layaknya wayang semalam suntuk, pentas wayang kulit tiga jam itu juga dilengkapi dengan adegan Limbuk yang menjadi ikon selingan hiburan atau intermezo dalam dunia perwayangan.

Para siswa pun tampak betah mengikuti pentas wayang tersebut. Sebagai generasi milenial merekalah yang diharapkan bisa menjadi tumpuan untuk nguri-nguri budaya Jawa. (Dia)

Semarak Bulan Bahasa di SMP Negeri 18 Purworejo

Kemiri , 27 Oktober 2021 — SMP Negeri 18 Purworejo kembali menggelar kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang bertepatan pada setiap bulan Oktober, yaitu Bulan Bahasa. Kegiatan ini bukan hanya untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, melainkan untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia, serta bertekad memelihara semangat dan meningkatkan peran siswa dalam bidang bahasa dan sastra.

 

Bulan bahasa secara rutin diselenggarakan SMP Negeri 18 Purworejo setiap bulan Oktober sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda yang menyepakati bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan demikian, pada bulan Oktober biasa diperingati sebagai bulan bahasa.

 

Sebagai bentuk membudayakan bahasa dan sastra, khususnya di kalangan remaja, SMP Negeri 18 Purworejo mengadakan kegiatan pentas seni yang berkaitan dengan hal tersebut. Kegiatan pentas seni ini berupa lomba menyanyi lagu berbahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris. Penggunaan ketiga bahasa tersebut dipilih karena bahasa itulah yang sering dipelajari siswa di sekolah.

 

Kegiatan pentas seni ini berlangsung pada hari Rabu, 27 Oktober 2021 dan diikuti oleh perwakilan setiap kelas VII, VIII, dan IX. Masing-masing kelas mengirimkan perwakilannya sebanyak satu hingga tiga siswa untuk mengikuti lomba menyanyi. Ketentuan lomba menyanyi ini adalah siswa kelas VII menyanyikan sebuah lagu berbahasa Indonesia, siswa kelas VIII menyanyikan lagu berbahasa Jawa, dan siswa kelas IX menyanyikan lagu berbahasa Inggris.

Dok. Siswa Lomba Menyanyi

 

Kegiatan lomba yang diselenggarakan di tengah pandemi ini mengharuskan siswa masuk secara bergantian, yaitu dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah siswa kelas VII A–VII G dan siswa kelas VIII A–VIII D yang masuk pukul 07.00–09.00 WIB. Kemudian, sesi kedua adalah siswa kelas VIII E–VIII G dan siswa kelas IX A–IX G yang masuk pukul 09.30–11.30 WIB. Meskipun demikian, semua siswa terlihat antusias dan bersemangat.

 

Acara berlangsung lancar dan meriah. Tak ingin ketinggalan, beberapa guru pun ikut menyumbangkan suara emasnya sehingga menambah semarak kegiatan bulan bahasa di SMP Negeri 18 Purworejo.

Marvi Akbar Iswanto

Dok. Guru Ikut Serta Menyanyi

 

Hasil yang diambil dari lomba pentas seni menyanyi ini adalah juara dari masing-masing angkatan kelas. Dari seluruh perwakilan kelas VII, VIII, dan IX yang menyanyikan lagu berbahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa Inggris, diambil masing-masing satu kelas yang memiliki jumlah skor tertinggi dan dinobatkan sebagai juara.

 

Selain itu, siswa yang tidak mengikuti lomba menyanyi, pada tanggal 25–26 Oktober 2021 melakukan kegiatan menulis puisi bagi siswa kelas VII, menulis legenda berbahasa Jawa bagi siswa kelas VIII, dan menulis cerpen bagi siswa kelas IX. Kegiatan tersebut sebagai upaya melatih keterampilan menulis siswa melalui sebuah karya tulis.

 

Dengan demikian, melalui kegiatan pentas seni dan menulis karya sastra dalam rangka memperingati bulan bahasa, SMP Negeri 18 Purworejo secara tidak langsung mengajarkan kepada para siswa untuk melestarikan dan menjaga bahasa sebagai alat pemersatu bangsa.