Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMP Negeri 18 Purworejo Berjalan Tertib

Peserta didik SMP Negeri 18 Purworejo telah melaksanakan Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 18 Purworejo dengan tertib pada tanggal 30 September 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan. Sejumlah 3 Pasangan Calon (paslon) Ketua OSIS periode 2021-2022 menyampaikan visi dan misi sebelum diadakan pemilihan yang dibagi menjadi 2 gelombang agar tidak terjadi kerumunan di lapangan sekolah. Pasangan Calon tersebut adalah Muhammad Rizki Fadilah dan Rachel Mutiara dengan nomor paslon 1, Nurhayat dan Woro Puji Astuti dengan nomor paslon 2, serta Risang Nara Rendra dan Awaliyah Ulin Nuha dengan nomor paslon 3.

Pengambilan suara dilakukan dengan menuliskan nomor paslon di selembar kertas pada bilik suara dan dikumpulkan dalam 1 buah kotak suara yang berlokasi di Graha Wiyata Siswa Tama SMP Negeri 18 Purworejo. Sejumlah 589 peserta didik memilih siapa ketua OSIS yang terbaik. Paslon 1 memperoleh 131 suara, paslon 2 memperoleh 90 suara, paslon 3 memperoleh 360 suara, dan tercatat suara tidak sah sebanyak 8 suara. Sehingga terpilih paslon nomor 3 sebagai ketua dan wakil ketua OSIS yang baru yaitu Risang Nara Rendra dan Awaliyah Ulin Nuha yang selanjutnya membentuk susunan pengurus OSIS untuk segera dilantik dan dikukuhkan oleh Kepala Sekolah.

Teguh Prayitno SPd MMPd selaku Kepala SMP Negeri 18 Purworejo mengatakan, “Selamat melanjutkan estafet kepemimpinan dalam organisasi siswa intra sekolah yang ada di SMP Negeri 18 Purworejo. Jadilah tauladan bagi teman-temanmu dan berprestasilah dalam menempuh pendidikan di sekolah kita tercinta ini.” [MA]

Selamat Hari Kartini

21 April 2021

Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam._Raden Ajeng Kartini_

Hari ini 21 April diperingati sebagai Hari Kartini 2021. Setiap tahunnya rakyat Indonesia memperingati hari lahir pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini sebagai momen emansipasi wanita.

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat yang merupakan tokoh emansipasi wanita lahir dari keluarga bangsawan. Darah bangsawan R.A. Kartini diperoleh dari garis keturunan ayahnya yang masih berkaitan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono VI dan masih merupakan keturunan dari Kerjaan Majapahit.

R.A. Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ayah R.A. Kartini adalah Bupati Jepara kala itu, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, sementara ibunya, MA Ngasirah, adalah seorang anak kiai di Jepara.

R.A. Kartini dinobatkan sebagai pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia oleh Presiden Soekarno pada 1964. Semasa hidupnya Kartini sangat peduli pada pendidikan kaum pribumi, khususnya perempuan. Dia membangun sebuah sekolah khusus wanita di Rembang.

R.A. Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Usai kematiannya, surat-surat Kartini dikumpulkan dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’ atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Workshop SMP Kab Purworejo Masa Pandemi Covid19 di Sub Rayon 07

Workshop di masa pandemi covid-19 memang sulit dilaksanakan namun bagi sub rayon 07 SMP Kab Purworejo bukan menjadi penghalang pasalnya kegiatan tersebut bisa di atasi dengan menggunakan aplikasi komunikasi IT yang banyak ragamnya.
Hal yang menjadi spesial dalam kegiatan ini adalah diikuti oleh lebih dari 190 peserta karena selain anggota sub rayon 07 SMP-SMP Negeri di luar sub rayon juga ikut bergabung. Kedua kegiatan ini menghasilkan produk KTSP dan Sertifikat yang bermanfaat untuk kenaikan kepangkatan peserta workshop. Ketiga diharapkan kegiatan yang direncanakan berjalan selama 4 hari ini mampu menemukan formula sistem mengajar Daring dan Luring yang kompetibel. Keempat dalam kegiatan ini akan dipertemukan pengurus komite di seluruh sekolah yang mengikuti workshop tujuannya sharing pengalaman dalam partisipasi memberi bantuan di sekolah dan kelima penandatanganan pengesahan KTSP oleh kepala Dinas Dikpora secara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan (belum pernah terjadi).
Sebagai kegiatan pertama kali di sub rayon mungkin di Purworejo tentu pro kontra bermunculan namun berkat semangat pantang menyerah dan tanggung jawab pengurus sub rayon 07 hari pertama kegiatan berjalan dengan lancar sesuai rencana. Terimakasih kami haturkan kepada Bp. Sukmo Widi Harwanto, S.H.,M.M (Kadinas Dikpora), Bp. Drs. Widhi Dewanto,M.T (Kabid SMP), Bp. Drs. Paryono, M.Pd (Kasi Kurikulum) dan Bp. Bambang Sukmono Hadi, S.Pd.,M.M (Kasi PTK).
Selamat menonton Workshop hari pertama Penyusunan Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19 Di Sub Rayon 07 Purworejo.

Selamat Hari Kesaktian Pancasila

01 OKTOBER 2020

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskertapañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.